Rabu, 11 Juni 2014

ASAL KATA SEBUTAN DUSUN TLEPO

Tlepo, begitulah masyarakat menyebut dusun di wilayah Desa Loano yang terletak di ujung timur laut desa. Tidak banyak yang tahu asal muasal sebutan Tlepo untuk daerah ini, secara histogeografi "mungkin" dulunya wilayah ini masuk bagian dari Wana Grumbulan yang kemudian disebut Gembulan oleh orang Lowano masa kini.
Namun asal kata atau sebutan Tlepo ini didapat penulis dari sebuah percakapan yang tak sengaja dengan salah seorang bekas Perangkat Desa Loano di era 90an. 
Namanya Muji, Sebutlah Pak Muji, dahulu pernah menjabat sebagai Kepala Dusun Lowano Wetan antara tahun 80an hingga 90an, dalam kesempatan itu penulis secara tak sengaja menanyakan kepada beliau tentang dusun Tlepo.
Dari percakapan itu, Pak Muji menceritakan bahwa dahulunya daerah Tlepo itu disebut oleh orang sebagai "Sentlip" bahkan hingga pertengahan tahun 80an masih banyak orang luar daerah yang menanyakan alamat di Dusun Tlepo masih dengan sebutan Sentlip. Mengapa disebut sentlip pak? ujar saya kepada beliau.
Beginilah ceritanya mas Erwan.......... katanya
Alkisah pada jaman perang dulu daerah Lowano adalah salah satu tempat yang lumayan diperhitungkan posisi geografisnya oleh para pejuang baik itu pihak kita ataupun pihak Belanda, pada suatu hari Pasukan Belanda melakukan penyerangan sekaligus pembersihan terhadap pejuang-pejuang kita di wilayah ini, di sebuah tempat--mungkin dusun tepatnya di utara Dusun Tlepo masakini, dan tempat pembersihan ini dikenal dengan Onggopaten atau tempat pembantaian---yang kini masuk ke wilayah Desa Mudalrejo, Belanda melakukan pembersihan terhadap rakyat, entah berdosa atau tidak, entah dia pejuang atau bukan Belanda tetap melakukan kekejian dan kekejamannya pada warga dusun itu, dari sebagian warga dusun itu utamanya para perempuan dan anak-anak berlarian melarikan diri untuk meyelamatkan jiwa masing-masing, mereka berlarian menyeberangi sungai Bogowonto, naik ke bantaran sisi barat yang banyak semak belukar dan pepohonan perdu (grumbulan). Disinilah mereka meratapi nasib dan menunggu keajaiban nasib pula agar bisa selamat dari serbuan dan kejaran musuh, mereka berlindung sembari terisak-isak menangis. Nah, isakan dan tangisan ini oleh orang jawa disebut " Sentlap-sentlip" secara harafiah berarti terisak-isak. 
Di kemudian hari tempat orang-orang yang terisak-isak itu disebut "Sentlipan" dari kata Sentlip dan akhiran -an ( Akhiran -an oleh orang jawa banyak digunakan sebagai keterangan tempat, seperti Kediaman Raden Pakuningrat disebut Pakuningratan )
lambat laun kata-kata sentlipan bermetamorfosis menjadi sentlip dan terkini menjadi tlipo atau Tlepo.
Entah benar atau tidak cerita ini, namun jika disatukan menjadi satu kerangka pemikiran sejarah asal kata yang menjadikan kesatuan Daerah yang bernama Desa Lowano, cerita ini dapat dimasukkan sebagai kekayaan khazanah Histogeografi untuk Desa Loano.
( Diceritakan oleh Erwan Wilodilogo atas sumber dari Bapak Muji Mantan Kepala Dusun Loano Wetan, 12 Juni Duaribuempatbelas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar